Pembangunan Jembatan Sari Bakti Tanpa Jembatan Darurat, Warga Jambi Geram: “Kami Bukan Hewan yang Disuruh Turun ke Bawah!”

Jambi, Siginjainews.com – Proyek pembangunan jembatan di Jalan Sari Bakti, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, menuai sorotan tajam dari warga. Pasalnya, hingga saat ini, proyek senilai lebih dari Rp 4 miliar tersebut tidak menyediakan jembatan darurat bagi pejalan kaki maupun kendaraan ringan, yang mengandalkan jalur tersebut sebagai akses utama aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini membuat masyarakat geram. Mereka menilai Pemerintah Kota Jambi, khususnya Dinas PUPR, seolah tutup mata atas kesulitan yang dihadapi warga. Warga mempertanyakan apakah tidak tersedia anggaran untuk sekadar membangun jembatan darurat, atau justru ada kelalaian dari pihak kontraktor.

Kami bukan Hewan yang disuruh turun kebawah mengarungi sungai atau mutar jauh hanya karena tidak disediakan akses sementara. Apa susahnya buat jembatan kayu untuk pejalan kaki? Ini sudah bukan soal teknis, tapi soal empati dan tanggung jawab,” keluh seorang warga yang enggan disebut namanya.

Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Way Salak, dan menurut papan informasi di lokasi, memiliki pagu anggaran mencapai Rp 4,07 miliar. Namun, di balik nilai proyek yang fantastis itu, tak ada upaya sedikit pun dari kontraktor untuk memberikan akses sementara bagi warga yang terdampak.

Saat dikonfirmasi media ini, Yanto, salah satu perwakilan lapangan dari kontraktor, berdalih bahwa tidak ada lokasi yang memungkinkan untuk membangun jembatan darurat.

Kami bingung mau bangun di mana jembatan daruratnya, bang. Seperti yang abang lihat sendiri, tidak ada posisi yang memungkinkan. Jadi, kami harapkan warga bisa cari jalan alternatif dulu lah,” ucap Yanto, yang justru menambah kekecewaan publik.

Pernyataan ini justru memperkeruh suasana. Warga menilai pihak pelaksana tidak punya itikad baik mencari solusi, meskipun keluhan telah disampaikan sejak awal pembongkaran jembatan.

Tokoh masyarakat setempat mendesak Pemkot Jambi dan DPRD segera turun tangan. Mereka juga meminta agar pekerjaan ini diawasi ketat oleh inspektorat dan aparat penegak hukum, agar pelaksana proyek tidak semena-mena dalam mengabaikan hak dan kenyamanan publik.

Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal tanggung jawab dan kemanusiaan. Kami ingin proyek tetap jalan, tapi jangan lupakan rakyat yang dikorbankan demi ambisi proyek,” tegas salah seorang tokoh masyarakat saat ditemui di lokasi..”*”.

 

By Redaksi Siginjainews.com

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *