Fenomena Idul Adha di Danau Sipin: Bukan Ikan, Tapi Sampah yang “Lebaran”
Jambi,Siginjainews.com. 8 Juni 2025 – Perayaan Idul Adha di kawasan Danau Sipin, Kota Jambi, kali ini diselimuti fenomena yang sayangnya sudah tidak asing lagi: hujan deras semalam membuat danau ikonik ini kembali dipenuhi sampah.
Air hujan yang mengguyur Jambi sejak malam tadi membawa serta tumpukan sampah rumah tangga dari sepanjang aliran Sungai Kambang, yang membentang dari kawasan Jambi Town Square (Jamtos) hingga Pulau Kambang. Sampah-sampah ini tak ubahnya seperti ikut “berlebaran”, memenuhi permukaan Danau Sipin dan memutih bagai kapas yang berhamburan.
Fenomena ini semakin mencolok karena sebelumnya cuaca panas selama berminggu-minggu telah menyebabkan penyusutan air danau, membuat sampah tertahan dan menggenang di sungai. Namun, begitu hujan deras mengguyur, tumpukan sampah itu pun “berlomba-lomba” terjun bebas ke Danau Sipin. Seolah menjadi tradisi tahunan, fenomena ini terus berulang tanpa solusi yang nyata.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jambi yang bertanggung jawab atas infrastruktur sungai dan pintu air tampaknya belum mampu mengendalikan situasi ini. Pintu air yang dibangun dengan anggaran ratusan juta rupiah justru gagal menjalankan fungsinya. Dengan sisi kiri dan kanan pintu air yang bolong sekitar tiga meter, tak ada penghalang yang mampu menahan laju sampah ketika hujan deras tiba. Banyak warga menyebut pintu air tersebut sebagai “mode antah berantah”, karena dianggap tidak sesuai fungsi maupun desain.
“Seharusnya sampah itu berhenti di pintu air, tapi malah semuanya kebablasan masuk ke danau. Danau Sipin ini kan kawasan wisata, bukan tempat penampungan sampah,” ujar salah satu warga setempat.
Warga dan nelayan Danau Sipin kini hanya bisa berharap agar masyarakat di sepanjang Sungai Kambang lebih sadar untuk tidak membuang sampah ke sungai, dan agar pintu air segera diperbaiki. Sebab saat hujan tiba, bukannya menjaring ikan, mereka justru menjaring sampah.
Kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika dan pariwisata, tapi juga mengancam ekosistem danau. Air menjadi kotor dan berbau, banyak ikan yang mati dan mengapung, terutama spesies lokal yang oleh warga disebut sebagai ikan “Bange”. Jika dibiarkan, pendangkalan dan pencemaran Danau Sipin bisa menjadi masalah lingkungan jangka panjang.
Fenomena ini menjadi pengingat keras bahwa persoalan sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga soal tata kelola, kesadaran publik, dan komitmen pemerintah. Idul Adha seharusnya menjadi momentum kebersamaan dan kesucian, bukan duka akibat lautan sampah yang membanjiri danau kebanggaan kota., *”Red*’