“Desa-Desa Lain Tertinggal Dari Bantuan, “Desa Rantau Rasau 1” Melesat Sendiri.

 ”Sufrais” Raih BKBK TA 2025 60 persen Lebih

Tanjabtim,SIGINJAInews.com“Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) kembali dipertanyakan efektivitasnya. Dari total 73 desa yang ada di 11 Kecamatansebanyak 70 persen anggaran bantuan Provinsi Jambi tahun 2024 tak kunjung cair. Desa-desa hanya mampu mencicipi 30 persen dari hak mereka—sementara sisanya? Menggantung tanpa kepastian.

Namun, di tengah stagnasi itu, satu wilayah mencuri perhatian: Kecamatan Rantau Rasau. Desa-desa di sini justru melesat, mencatat penerimaan bantuan hingga 60–70 persen lebih.di awal tahun2025, Luar biasa? Mungkin. Tapi juga menimbulkan tanya besar—mengapa hanya mereka yang bisa?

Adalah Desa yang dipimpin oleh Kades “Deni” yang menjadi sorotan utama. Dalam laporan grafis kegiatan tahun 2025, desa ini berdiri sebagai simbol keberhasilan. Deni dianggap paham aturan main, tahu cara mengakses program, dan terbukti mampu meraih apa yang tak bisa digapai desa-desa lain. Desa ini seperti “anak emas” dalam kegelapan birokrasi.

Namun, tidak semua bersinar. Di balik prestasi, muncul suara-suara minor. Komunikasi dengan Kepala Desa Deni dinilai sulit, baik antar perangkat desa maupun dengan masyarakat. Minim interaksi, susah dihubungi, bahkan dikabarkan sering “hilang dari radar”. Ada yang menyebut karena kendala sinyal. Ada pula yang menduga karena jadwalnya terlalu padat atau.. terlalu tertutup.

Pertanyaan publik kini menggelinding liar:
Apakah keberhasilan Rantau Rasau adalah karena kompetensi, atau ada jalur khusus yang tidak diketahui desa-desa lain? Dan sampai kapan desa-desa lain hanya jadi penonton dari sebuah sistem yang seharusnya adil?

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten harus menjawab. Transparansi dan pemerataan bukan lagi harapan—tapi tuntutan..”*Red*”.

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *